STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi Sosial
1. Pengertian stratifikasi Sosial
Pitirim A. Sorokin dalam
Sosiologi suatu Pengantar, Soerjono Soekanto (1990 : 227) mengatakan
bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap
masyarakat yang hidup teratur.
Beberapa ahli memberikan pengertian Stratifikasi Sosial sebagai berikut:
a. Astrid S. Susanto
Stratifikasi Sosial adalah hasil kebiasan dari hubungan manusia secara teratur dan tersusun sehingga tiap - tiap individu setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan individu lain secara vertikal maupun horisontah dalam masyarakat.
b. Bruce J. Cohen
Stratifikasi
Sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas
yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.
c. Paul B. Horton
Stratifikasi Sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam masyarakat
d. Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hirarki)
e. Max Weber
Stratifikasi
Sosial adalah penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi, kekuasaan,
hak-hak istimewa, dan pengaruh (prestise).
e. Cuber
Stratifikasi Sosial adalah suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi Sosial adalah Segala sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling tergantung dan membentuk suatu pola prilaku individu atau kelompok, institusi maupun masyarakat
2. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial dalam suatu masyarakat dapat terbentuk melalui dua proses, yaitu :
a. Stratifikasi Sosial terjadi dengan sendirinya
Stratifikasi Sosial ini terbentuk karena alasan perbedaan kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, harta, serta sifat keaslian keanggotaan kerabat seseorang dalam masyarakat.
b. Stratifikasi Sosial yang sengaja disusun untuk tujuan bersama
Hal
ini berkaiatan dengan pembagian kekuasaan dam wewenag dalam sebuah
organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik dan
perkumpulan.
3. Dasar-dasar Stratifikasi Sosial
Astrid S. Susanto, mengatakan
bahwa dasar pembentukan stratifikasi sosial adalah pembagian kerja,
yaitu spesialisasi dan diversifikasi pekerjaan. Sedangkan Soerjono Soekanto,
menetikan kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota
masyarakat ke dalam stratifikasi sosial yaitu, sebagai berikut.
a. Kekayaan
Orang
atau barang siapa yang memiliki paling banyak atau penghasilan tinggi,
maka akan menempatkanya pada posisi tinggi aytau lapisan atas dalam
masyarakat.
b. Kekuasaan
Siapapun yang memiliki kekuasaan dan wewenag besar akan berada pada tingkat lapisan atas.
c. Kehormatan
Orang
yang paling disegani dan dihormati dalam kehidupan sehari-hari akan
mendapatkan tempat teratas dan ukuran kehormatan banyak dijumpai pada
masyarakat tradisional seperti golongan tua, pemimpin atau mereka yang
pernah berjasa kepada masyarakat.
d. Ilmu Pengetahuan
Orang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki tempat tinggi dalam masyarakat.
Selain
empat ukuran diatas, ada pula yang memasukkan kriteria politik sebagai
kriteria yang dpat menempatkan seseorang pada posisi tertinggi dalam
masyarakat, misalnya kalau partainya menjadi pemenang dalam pelihan
umum, maka pemimpinnya akan menempati posisi elit dalam masyarakat.
4. Bentuk-bentuk Stratifikasi sosial
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
a. Stratifkasi sosial berdasarkan Kriteria Ekonomi
Suatu bentuk pengelompokkan masyarakat berdasarkan perbedaan kekuatan ekonomi atau harta kekayaan yang dimiliki seseorang.
Secara umum, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi dibagi menjadi tiga kelas sosial sebagai berikut.
1) Kelas atas (upper class)
2) Kelas menegah (middle class)
3) Kelas bawah (lower class)
Sumber: http://sosiologismalordnando.blogspot.com/2011/11/stratifikasi-sosial.html
0 komentar:
Posting Komentar