APBD DAN APBN

Diposting oleh Unknown

APBD dan APBN
  APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara merupakan sebuah daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun untuk membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah yang bersangkutan.
  APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah merupakan sebuah daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran daerah selama satu tahun.
Fungi APBD dan APBN :
  1. Fungsi Otorisasi
  2. Fungsi Perencanaan
  3. Fungsi Pengawasan
  4. Fungsi Alokasi
  5. Fungsi Distribusi
  6. Fungsi Stabilisasi
Kebikajan fiskal merupakan langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
      Berdasarkan kepada jenisnya kebijakan fiskal dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
    1. Penstabil Otomatik
    2. Kebijakan Fiskal Diskresioner                                                     Sumber:http://kafitfahrudin.blogspot.com/2012/11/materi-ekonomi-kelas-xiips-semester-1.html

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN

Diposting oleh Unknown

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.
            Pertumbuhan ekonomi : kenaikan pendapatan atau produksi nasional dalam suatu negara dari tahun ke tahun
            Pembangunan ekonomi : proses meningkatkan PDB, sekaligus meningkatkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara melalui pertumbuhan ekonomi
Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi :
  Sumber Daya Alam
  Sumber Daya Modal dan Teknologi
  Jumlah Penduduk dan Kualitas Penduduk
  Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
  Luas Pasar atau Pangsa Pasar
Teori Pertumbuhan Ekonom-Ekonom :
·         Teori Neo Klasik
  Teori Modern Sumber Daya Alam
  Sumber Daya Modal dan Teknologi
  Jumlah Penduduk dan Kualitas Penduduk
  Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
  Luas Pasar atau Pangsa Pasar
  Teori Pertumbuhan Austria
  Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan
  Tujuan inti dari pembangunan antara lain adalah peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok, peningkatan standar hidup dan perluasan pilihan-pilihan  ekonomis dan sosial
Sumber Pembiayaan Pembangunan Ekonomi :
  Simpanan Domestik
  Investasi Asing
  Bantuan Luar Negeri
Karakteristik Negara Berkembang :
  PNB per kapita yang rendah
  Ekonomi agraris
  Kondisi kesehatan yang memprihatinkan
  Tingkat buta huruf yang masih tinggi
  Tingginya angka pertumbuhan penduduk
      Masalah Pembangunan Ekonomi Di Indonesia :
  Masalah kependudukan : jumlah penduduk yang sangat besar, laju pertumbuhan penduduk yang sangat besar, komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan, penyebaran penduduk yang tidak merata, arus urbanisasi yang cukup tinggi
  Masalah kemiskinan
  Keterbelakangan dalam pendidikan, ekonomi,  kesehatan, kemajuan teknologi, dan sikap mental ekonomi
  Lapangan pekerjaan
  Pemerataan pembangunan
Dampak Pembangunan Ekonomi :
 Dampak Positif :
    • Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
    • Meningkatkan pendapatan masyarakat
    • Fasilitas umum dapat terpenuhi
    • Terjadinya perubahan struktur ekonomi dari agraris ke industri
      Dampak Negatif :
    • Meningkatkan urbanisasi
    • Terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah pembangunan Sumber:http://kafitfahrudin.blogspot.com/2012/11/materi-ekonomi-kelas-xiips-semester-1.html

KETENAGAKERJAAN

Diposting oleh Unknown

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.
            Pertumbuhan ekonomi : kenaikan pendapatan atau produksi nasional dalam suatu negara dari tahun ke tahun
            Pembangunan ekonomi : proses meningkatkan PDB, sekaligus meningkatkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara melalui pertumbuhan ekonomi
Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi :
  Sumber Daya Alam
  Sumber Daya Modal dan Teknologi
  Jumlah Penduduk dan Kualitas Penduduk
  Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
  Luas Pasar atau Pangsa Pasar
Teori Pertumbuhan Ekonom-Ekonom :
·         Teori Neo Klasik
  Teori Modern Sumber Daya Alam
  Sumber Daya Modal dan Teknologi
  Jumlah Penduduk dan Kualitas Penduduk
  Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
  Luas Pasar atau Pangsa Pasar
  Teori Pertumbuhan Austria
  Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan
  Tujuan inti dari pembangunan antara lain adalah peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok, peningkatan standar hidup dan perluasan pilihan-pilihan  ekonomis dan sosial
Sumber Pembiayaan Pembangunan Ekonomi :
  Simpanan Domestik
  Investasi Asing
  Bantuan Luar Negeri
Karakteristik Negara Berkembang :
  PNB per kapita yang rendah
  Ekonomi agraris
  Kondisi kesehatan yang memprihatinkan
  Tingkat buta huruf yang masih tinggi
  Tingginya angka pertumbuhan penduduk
      Masalah Pembangunan Ekonomi Di Indonesia :
  Masalah kependudukan : jumlah penduduk yang sangat besar, laju pertumbuhan penduduk yang sangat besar, komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan, penyebaran penduduk yang tidak merata, arus urbanisasi yang cukup tinggi
  Masalah kemiskinan
  Keterbelakangan dalam pendidikan, ekonomi,  kesehatan, kemajuan teknologi, dan sikap mental ekonomi
  Lapangan pekerjaan
  Pemerataan pembangunan
Dampak Pembangunan Ekonomi :
 Dampak Positif :
    • Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
    • Meningkatkan pendapatan masyarakat
    • Fasilitas umum dapat terpenuhi
    • Terjadinya perubahan struktur ekonomi dari agraris ke industri
      Dampak Negatif :
    • Meningkatkan urbanisasi
    • Terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah pembangunan Sumber:http://kafitfahrudin.blogspot.com/2012/11/materi-ekonomi-kelas-xiips-semester-1.html

KONFLIK SOSIAL

Diposting oleh Unknown

KONFLIK DAN INTREGRASI SOSIAL


  1. Pengertian
Kata konflik berasal dari bahasa latin yaitu confiragere yang artinya saling memukul. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai konflik, diantaranya sebagai berikut.
1.      Menurut Berstein (1965)
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunnyai potensi yang memberi pengaruh positif dan ada pula yang memberi pengaruh negatif di dalam interaksi manusia.
2.      Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
Konflik itu adalah perjungan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3.      Menurut Drs. Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan dimana kedua pihak berusaha menggagalkan tercapaianya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan kedua pendapat, nilai-nilai ataupun tuntuntan dari masing-masing pihak.
4.      Menurut James W. Vander Zanden
Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
5.      Menurut Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Proses sosial yang terjadi di sini, mulai dari usaha mempertajam perbedaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menyangkut ciri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, gagasan, pendapat, serta kepentingan sehingga menimbulkan pertikaian/pertentangan mengalah pihak lawan dengan cara ancaman atau kekerasan.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan memuncak menjadi konflik, ketika sistem sosial masyarakat sudah tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut. Pada tahap selanjutnya akan mendorong tiap–tiap individu atau kelompok untuk saling menghancurkan.
Konflik dapat berwujud macam-macam, dimulai dari sifat acuh tak acuh terhadap sesama teman sampai dengan penghancuran musuh. Hal tersebut pada umumnya dilatarbelakangi oleh perasaan benci dan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Setelah kita membahas tentang pengertian konflik sosial, cobalah anda simpulkan tentang pengertian konflik sosial! Jika anda mampu melakukannya, maka anda dipastikan sudah mengerti tentang hakikat konflik sosial. Untuk selanjutnya marilah kita bahas tentang faktor-faktor penyebab konflik sosial.

  1. Faktor-faktor Penyebab Konflik
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu interaksi sosial.
1.      Faktor-faktor Penyebab Konflik secara Umum
a.       Perbedaan antar Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas seseorang. Misalnya, dalam sebuah ruangan kantor ada karyawan yang terbiasa bekerja sambil mendengar musik dengan suara yang keras, tetapi karyawan lain lebih menyukai bekerja dengan suasana yang tenang sehingga kebisingan merupakan sesuatu yang menggangggu konsentrasi dalam belajar. Perbedaan perasaan dan kebiasaan tersebut menimbulkan rasa benci dan amarah sebagai awal timbulnya konflik.

b.      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tetntu sama dengan apa yang baik oleh masyarakat lain. Misalnya seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional bertemu dengan seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai modern, maka akan terdapat perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan konflik.
c.       Perbedaan Kepentingan
Setiap individu atau pun kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. Semua itu tergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Misalnya seseorang pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi, sehingga dengan terpaksa harus melakukan rasionalisasi terhadap karyawannya, dan hal ini membuat para karyawan merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik.
d.      Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan tersebut. Misalnya masyarakat Indonesia sedang mengalami proses perubahan dari masyarakat pedesaan yang agraris menuju masyarakat industri. Industrialisasi yang terjadi di lingkungan masyarakat desa seringkali menuai masalah sosial. Tergusurnya lahan pertanian menyebabkan sebagian generasi mudanya memilih bekerja sebagai buruh pabrik. Nilai-nilai tradisional seperti nilai kegotong-royongan, berubah menjadi nilai kontrak kerja, dan nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualistis. Hal-hal tersebut sering kali menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Secara umum, suatu konflik dapat terjadi terjadi apabila seseorang atau kelompok terhalang upayanya dalam mencapai tujuan. Hal ini karena adanya perbedaan paham terhadap tujuan itu sendiri, terhadap nilai-nilai sosial dan norma-norma sosial, maupun terhadap tindakan-tinadakan dalam masyarakat. Terlebih lagi apabila sanksi bagi pelanggar atas nilai dan norma tidak dijalankan dengan adil maka konflik dapat berubah menjadi kekerasan.
2.      Faktor Penyebab-penyebab Konflik di Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk rawan terhadap terjadinya suatu konflik sosial, karena secara garis besar struktur sosial masyarakat Indonesia terbagi ke dalam berbagai suku bangsa, agama, ataupun golongan yang beragam.
Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Apabila terdapat dominasi suatu kelompok terhadap-kelompok lain. Contohnya adalah konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.
b.      Apabila terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharaian hidup antara kelompok yang berlainan suku bangsa. Contoh konflik yang terjadi di Sambas.
c.       Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga suku bangsa lain. Contohnya konflik yang ada di Sampit.
d.      Apabila terdapat potensi konflik yang terpendam,  seperti masyarakat yang telah bermusuhan secara adat. Contohnya konflik antar suku  di pedalaman Papua.
Oleh sebab itu, terdapat berbagai bentuk konflik dalam kehidupan masyarakat.

  1. Pengelompokan Bentuk-bentuk Konflik
Secara garis besar berbagi konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini:
1.      Berdasarkan Sifatnya
a.       Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentokran-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda. Contohnya konflik Ambon, Poso, Kupang dan Sambas.
b.      Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari perbedaan pendapat tersebut menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya, perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.
2.      Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
a.       Konflik Vertikal merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor.
b.      Konflik Horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konfllik yang terjadi antar organisasi masa.
c.       Konflik Dialog merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan byang ekstrim. Contohnya Konflik Aceh.
3.      Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
a.       Konflik Terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contoh Konflik Palestina Israel.
b.      Konflik Tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.
4.      Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas manusia di dalam Masyarakat
a.       Konflik Sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi konflik sosial vertikal dan konflik sosial horizontal. Konflik ini sering terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
b.      Konflik Politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya konflik yang terjadi antara pengikut suatu partai politik.
c.       Konflik Ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yanng berkonflik. Contoh konflik antar pengusaha ketika melakukan tender.
d.      Konflik Budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik. Contoh adanya perbedaan pendapat antar kelompok dalam menafsirkan RUU antipornografi dan pornoaksi.
e.       Konflik Ideologi merupakan konflik adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh konflik yang terjadi pada saat G 30 S/PKI.
5.      Berdasarkan Cara Pengelolaannya
a.       Konflik Interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan (perasaan/batin) yang paling tinggi (konflik dengan dirinya sendiri).
b.      Konflik antar individu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang subtantif, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan atau bersifat emosional, menyangkut perbedaan selera dll.
c.       Konflik antar kelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup dalam kelompok-kelompok. Contoh konflik antar kampung.
6.      Berdasarkan Terbentuknya
a.       Konflik Realistis yaitu konflik yang bersal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terhadap dalam hubungan sosial. Misalnya mahasiswa mendemo pemerintah atas kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak.
b.      Konflik Nonrealistis yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Misalnya untuk meredakan ketegangan maka dicarilah seseorang untuk dijadikan kambing hitam atau semua permasalahan yang terjadi.
Sumber:  http://teatersosiologi.blogspot.com/2011/09/materi-sosiologi-sma-kelas-xi-konflik.html

STRATIFIKASI SOSIAL

Diposting oleh Unknown

STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi Sosial

1.  Pengertian stratifikasi Sosial
     Pitirim A. Sorokin dalam Sosiologi suatu Pengantar, Soerjono Soekanto (1990 : 227) mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur.
Beberapa ahli memberikan pengertian Stratifikasi Sosial sebagai berikut:
a.      Astrid S. Susanto
Stratifikasi Sosial adalah hasil kebiasan dari hubungan manusia secara teratur dan tersusun sehingga tiap - tiap individu setiap  saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan individu lain secara vertikal maupun horisontah dalam masyarakat.
b.      Bruce J. Cohen
Stratifikasi Sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.
c.       Paul B. Horton
Stratifikasi Sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam masyarakat
d.      Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hirarki)
e.   Max Weber
Stratifikasi Sosial adalah penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi, kekuasaan, hak-hak istimewa, dan pengaruh (prestise).
e.      Cuber
Stratifikasi Sosial adalah suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi Sosial adalah Segala sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling tergantung dan membentuk suatu pola prilaku  individu atau kelompok, institusi maupun masyarakat


2.      Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
       Stratifikasi Sosial dalam suatu masyarakat dapat terbentuk melalui dua proses, yaitu :
a.   Stratifikasi Sosial terjadi dengan sendirinya
Stratifikasi Sosial ini terbentuk karena alasan perbedaan kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, harta, serta  sifat keaslian keanggotaan kerabat seseorang dalam masyarakat.
b.      Stratifikasi Sosial yang sengaja disusun untuk tujuan bersama
Hal ini berkaiatan dengan pembagian kekuasaan dam wewenag dalam sebuah organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik dan perkumpulan.

3.      Dasar-dasar Stratifikasi Sosial
       Astrid S. Susanto, mengatakan bahwa dasar pembentukan stratifikasi sosial adalah pembagian kerja, yaitu spesialisasi dan diversifikasi pekerjaan. Sedangkan Soerjono Soekanto, menetikan kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam stratifikasi sosial yaitu, sebagai berikut.
a.   Kekayaan
Orang atau barang siapa yang memiliki paling banyak atau penghasilan tinggi, maka akan menempatkanya pada posisi tinggi aytau lapisan atas dalam masyarakat.

b.      Kekuasaan
Siapapun yang memiliki kekuasaan dan wewenag besar akan berada pada tingkat lapisan atas.

c.       Kehormatan
Orang yang paling disegani dan dihormati dalam kehidupan sehari-hari akan mendapatkan tempat teratas dan ukuran kehormatan banyak dijumpai pada masyarakat tradisional seperti golongan tua, pemimpin atau mereka yang pernah berjasa kepada masyarakat.
d.      Ilmu Pengetahuan
Orang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki tempat tinggi dalam masyarakat.

      Selain empat ukuran diatas, ada pula yang memasukkan kriteria politik sebagai kriteria yang dpat menempatkan seseorang pada posisi tertinggi dalam masyarakat, misalnya kalau partainya menjadi pemenang dalam pelihan umum, maka pemimpinnya akan menempati posisi elit dalam masyarakat.


4.   Bentuk-bentuk Stratifikasi sosial
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
a.   Stratifkasi sosial berdasarkan Kriteria Ekonomi
Suatu bentuk pengelompokkan masyarakat berdasarkan perbedaan kekuatan ekonomi atau harta kekayaan yang dimiliki seseorang.
Secara umum, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi dibagi menjadi tiga kelas sosial sebagai berikut.
1)       Kelas atas (upper class)
2)       Kelas menegah (middle class)
3)       Kelas bawah (lower class)
 
Sumber: http://sosiologismalordnando.blogspot.com/2011/11/stratifikasi-sosial.html